Semua Tentang Kita Slideshow: Ayu’s trip to Medan was created with TripAdvisor TripWow!

Kamis, 06 Desember 2012

Pacaran ?? Gak deh ahh

Diposting oleh Unknown di 21.05 0 komentar
Soal pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa. Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah. Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan). Bagaimanapun mereka yang berpacaran, jika kebebasan seksual da lam pacaran diartikan sebagai hubungan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup. Akan tetapi kenyataannya, orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang maslahatnya. Satu contoh : orang berpacaran cenderung mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ? Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik ! Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : “Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah.” (HR Ahmad dan Abu Daud). Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: “Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya.” Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: “Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati.” Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba “berdalih” dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : “Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atawa memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya.” Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi “dunia berpacaran” mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi “perahu pacaran” itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka merealisasikan “mencintai karena Allah” tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai “mencintai karena Allah ?” Jawabnya jelas tidak ! Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan. Dikutip dari: http://www.indomedia.com/bpost/012000/24/opini/resensi.htm Artikel II Pacaran dalam Islam Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga’ ya? Bahaya ngga’ ya ? Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu? Memiliki rasa cinta adalah fitrah Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya…… dahsyat man…… yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe’ akhirnya……. pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti’in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak …. dukun pun ikut bertindak. Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga’ terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul ‘udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo’ kagak terpenuhi manusia ngga’ bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga’ tenang) sampe’ terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu : Gharizatul baqa’ (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el. Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah. Gharizatun nau’ (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis. Pacaran dalam perspektif islam In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q. S. Al Isra’ : 32) Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do’i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So….kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram. Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud: “Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.”(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi). Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti sabda nabi: “Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya.” (HR. Imam Bukhari Muslim). Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya.” (Q. S. An Nuur : 31). Dan juga sabda Nabi: “Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu.”(HR. Thabrany). Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA’ (ketentuan) Allah, dimana manusia ngga’ punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur’an: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” Wallahu A’lam bish-Showab
readmore »»  

Laki-laki yang Baik itu untuk Perempuan yang Baik pula

Diposting oleh Unknown di 21.03 0 komentar
dakwatuna.com - Umur bumi sudah sangat tua, banyak sudah cerita yang tercipta, dan zaman menjadi saksi bisu perputaran waktu. Tapi kita tidak layak untuk membisu, kita harus bisa mengambil hikmah dari semua kejadian yang telah terjadi. Ada kisah para anbiya, ada kisah para shohabah yang penuh mahabbah, ada kisah tentang kaum yang Allah selamatkan, ada pula kisah tentang kaum yang Allah binasakan. Semua kisah itu bisa kita temukan di lembaran-lembaran Al-Qur’an dan As sunnah. Dan pagi hari ini Allah telah menggerakkan bapak saya untuk bercerita sebuah kisah yang tidak ada di dalam Al-Qur’an dan As sunnah. Karena yang bapak ceritakan adalah kisah nyata yang terjadi di zaman yang penuh fitnah. Seperti sekarang wahai ikhwah… L Entah dari mana saya harus menceritakannya. Karena saya memang bukan penulis ulung. Untuk berbicara pun biasanya belepotan. Namun saya tidak bersedih. Karena kepandaian berpidato, kefasihan lidah, dan kelancaran berbicara bukanlah syarat mutlak dalam berdakwah di jalan Allah. Kalimurrahman, Musa AS ialah seorang nabi yang merasakan kakunya lidah dalam memberikan penjelasan, dan beliau memohon kepada Allah dengan ucapannya; wahlul ‘uqdatan min lisaaniy. Jadi, yang terpenting, gairah tebar dakwah dan hikmah selalu merekah. Oke, kembali ke topik. Bermula saat tadi pagi saya sarapan berdua dengan bapak. Momen santai seperti ini memang menjadi waktu paling pas, enak, dan cocok untuk ‘transfer’. Transfer kumpulan huruf, transfer kumpulan kata, transfer kumpulan kalimat, dan jadilah seporsi wejangan yang nikmat… Tapi, dalam kesempatan ini saya urungkan niat untuk bercerita secara detail. Mungkin, intisarinya saja. Tadi bapak menceritakan seorang wanita yang bapak kenal dan saya juga mengenalnya. Wanita itu berhijab. Bajunya longgar dan jilbabnya lebar. Kostum itu ia kenakan sudah lama, sejak duduk di bangku kuliah. Sekarang umurnya sudah kepala tiga. Dan wanita itu juga termasuk aktivis. Sampai sekarang pun masih aktif duduk di halaqah. Wanita itu sudah menikah, dengan seorang pria. Sudah lama. Mungkin kurang lebih 8 tahun silam. Nah, saya ingin bercerita tentang malam-malam pertama pasutri tersebut. Singkat cerita, kurang lebih 1 minggu setelah menikah. Si suami komplain sama istrinya (wanita berhijab yang diceritakan bapak). Suaminya komplain, karena menemukan sesuatu yang harusnya tidak ia temukan. (apa ya sesuatu itu???). Namun si wanita tidak mau menjawab, ia hanya menyuruh suaminya untuk bertanya pada kakak iparnya (suami kakak perempuan si wanita). Dan meluncurlah si suami ke rumah kakak ipar istrinya. Sesampainya di sana, ia langsung menceritakan tentang sesuatu yang harusnya tidak ia temukan di malam-malam pertama pernikahan. Si suami bercerita bahwa ia dapati istrinya sudah tidak perawan lagi! Kewanitaannya bersih tanpa selaput. Maka sang kakak ipar menjelaskan. Ternyata, dahulu ketika si wanita masih duduk di bangku SMA, ia mengidap penyakit keputihan. Sudah parah. Dan kakak iparnya itulah yang mengantar untuk berobat. Dokter pertama berkata bahwa penyakit keputihan separah ini tidak mungkin menimpa kecuali kepada wanita yang sudah beberapa kali melakukan hubungan seksual. Untuk yang sudah bersuami, minimal 3 bulan setelah menikah. Ketika itu, si wanita tidak puas dengan jawaban sang dokter dan minta berobat ke dokter lain. Sampai 3 dokter dikunjungi, semua mengutarakan jawaban yang tidak jauh berbeda… Ternyata, pesan yang ingin bapak sampaikan adalah; “wanita shalihah otomatis akan berbaju longgar dan berjilbab lebar. Karena itu salah satu cirinya. Tapi hati-hati, jangan sampai tertipu oleh baju longgar dan jilbab lebar, karena itu bukan jaminan… meskipun ianya sudah bertaubat, tapi kamu inginnya yang ‘fresh’ kan?” Sampai di sini mungkin ada yang nyeletuk, “ah santai aja, kalau kita baik pasti dapetnya yang baik juga kok. Kan ada tuh di Al-Qur’an. Surat an-nur ayat 26, Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula).” AnNur ayat 26 ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” Berangkat dari pemahaman di atas, tentu saja kita bertanya-tanya apakah yang dimaksud baik di sini? Atau keji? Apakah kita dapat menentukan sesuatu itu baik atau tidak baik? Kalau kita cermati, ayat di atas merupakan satu paket ayat yang bersambung ,tidak hanya putus pada kalimat “untuk wanita yang baik” tetapi masih berlanjut dengan bahasan tuduhan , juga ampunan. Artinya ayat ini sebenarnya diturunkan dalam konteks tertentu. Coba kita lihat konteks ayat ini turun (asbabun nuzul); “Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah RA dan Shafwan bin al-Mu’attal RA dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasulullah SAW dan para sahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah. Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah di kalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan. Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan di antara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat ini yang juga satu paket annur 11-26.” Penjelasan An Nur 26 menurut para ulama Jika dilihat dari konteks ayat ini, ada dua penafsiran para ulama terhadap ayat ini yaitu tentang arti kata “wanita yang baik” dan juga “ucapan yang baik” Sehingga dapat juga diartikan seperti ini; “Perkara-perkara (ucapan) yang kotor adalah dari orang-orang yang kotor, dan orang-orang yang kotor adalah untuk perkara-perkara yang kotor. Sedang perkara (ucapan) yang baik adalah dari orang baik-baik, dan orang baik-baik menimbulkan perkara yang baik pula. Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” Kata khabiitsat biasa dipakai untuk makna ucapan yang kotor (keji), juga kata thayyibaat dalam Quran diartikan sebagai kalimat yang baik. Hakam Ibnu Utaibah yang menceritakan, bahwa ketika orang-orang mempergunjingkan perihal Aisyah RA Rasulullah saw menyuruh seseorang mendatangi Siti Aisyah RA Utusan itu mengatakan, “Hai Aisyah! Apakah yang sedang dibicarakan oleh orang-orang itu?” Aisyah RA menjawab, “Aku tidak akan mengemukakan suatu alasan pun hingga turun alasanku dari langit”. Maka Allah menurunkan firman-Nya sebanyak lima belas ayat di dalam surah An Nur mengenai diri Siti Aisyah RA. Selanjutnya Hakam Ibnu Utaiban membacakannya hingga sampai dengan firman-Nya, “Ucapan-ucapan yang keji adalah dari orang-orang yang keji…” (Q.S. An Nur, 26). Hadits ini berpredikat Mursal dan sanadnya shahih. Ayat 26 inilah penutup dari ayat wahyu yang membersihkan istri Nabi, Aisyah dari tuduhan keji itu. Di dalam ayat ini diberikan pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman. Tuduhan keji adalah perbuatan yang amat keji hanya akan timbul daripada orang yang keji pula. Memang orang-orang yang kotorlah yang menimbulkan perbuatan kotor. Adapun ucapan-ucapan yang baik adalah keluar dari orang-orang yang baik pula, dan memanglah orang baik yang sanggup menciptakan perkara baik. Orang kotor tidak menghasilkan yang bersih, dan orang baik tidaklah akan menghasilkan yang kotor, dan ini berlaku secara umum Di akhir ayat 26 Tuhan menutup perkara tuduhan ini dengan ucapan bersih dari yang dituduhkan yaitu bahwa sekalian orang yang difitnah itu adalah bersih belaka dari segala tuduhan, mereka tidak bersalah sama sekali. Maka makna ayat di atas juga sangat tepat bahwa orang yang baik tidak akan menyebarkan fitnah, fitnah hanya keluar dari orang–orang yang berhati dengki, kotor, tidak bersih. Orang yang baik, dia akan tetap bersih, karena kebersihan hatinya. Yang Baik Hanya Untuk yang baik? Pembahasan kedua yaitu tentang maksud ayat di atas yaitu “wanita yang baik” dan “wanita yang keji”. Dalam hal ini terjemahan Depag menggunakan arti wanita yang baik dan pemahaman ini berangkat dari para ulama yang menyatakan bahwa Aisyah merupakan wanita yang baik-baik, karena konteks ayat tersebut turun satu paket, yaitu ayat 11-26 dengan ayat sebelumnya tentang seseorang menuduh wanita yang baik-baik berzina. Maka jika diartikan begitu sesuai dengan pertanyaan di atas ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” Ayat ini bersifat umum, bahwa wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, begitu juga sebaliknya. Namun yang perlu dipahami adalah ayat ini sebuah kondisi atau memang anjuran, sebab para ulama banyak mengemukakan pendapat tentang hal ini. Syaikh Muhammad Mutawalli as-Sya’rawi, ulama Mesir pernah berkata: ada dua macam kalam (kalimat sempurna) dalam bahasa Arab. Pertama; Kalam yang mengabarkan kondisi atau suasana yang ada. Kedua Kalam yang bermaksud ingin menciptakan kondisi dan suasana. Kalam seperti ini bisa ditemukan dalam Quran. Seperti firman Allah QS. Ali-Imran: 97: Barang siapa yang memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Ayat itu kalau dipahami, bahwa Allah sedang mengabarkan kondisi dan suasana kota Mekah sesuai kenyataan yang ada, maka tentu tidak akan terjadi hal-hal yang bertolak belakang dengan kondisi itu. Akan tetapi, kalau ayat itu dipahami, sebagai bentuk pengkondisian suasana, maka Allah sesungguhnya tengah menyuruh manusia, untuk menciptakan kondisi aman di kota Mekah. Kalaupun kenyataan banyak terjadi, bahwa kota Mekah kadang tidak aman, maka hal itu artinya, manusia tidak mengejewantahkan perintah Allah. Pemahaman yang sama juga bisa ditelaah pada ayat ini; Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An-Nur: 26). Pada kenyataan yang terjadi, ternyata, ada laki-laki yang baik mendapat istri yang keji, begitu pula sebaliknya. Maka memahami ayat tersebut sebagai sebuah perintah, untuk menciptakan kondisi yang baik-baik untuk yang baik-baik, adalah sebuah keharusan. Kalau tidak, maka kondisi terbalik malah yang akan terjadi. Kalau kita bandingkan dengan Annur ayat 3 yang mana kalimat digunakan untuk umum “laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik” (QS. An Nur ayat 3) Di ayat ini lebih tegas mengandung “unsur perintah” untuk mencari pasangan yang sepadan. Sehingga ayat 26 bisa dimengerti sebagai sebuah motivasi atau anjuran untuk mengondisikan dan bukan sebagai ketetapan bahwa yang baik “otomatis” akan mendapatkan pasangan yang baik. Hal ini tentu memerlukan usaha untuk memperbaiki diri lebih baik. Ayat tersebut bukanlah merupakan janji Allah kepada manusia yang baik akan ditakdirkan dengan pasangan yang baik. Sebaliknya ayat tersebut merupakan peringatan agar umat Islam memilih manusia yang baik untuk dijadikan pasangan hidup. Oleh karena itu nabi bersabda tentang anjuran memilih pasangan yaitu lazimnya dengan 4 pertimbangan, dan terserah yang mana saja, namun yang agamanya baik tentu sangat dianjurkan. Wallahua’lam
readmore »»  

Sabar dan Syukur kunci bahagia

Diposting oleh Unknown di 20.55 0 komentar
Dapat artikel menarik nih tentang keutamaan sabar dan syukur dalam mencapai hidup bahagia dunia dan akhirat. Ini merupakan ringkasan khotbah Jumat di Masjid Al Ashri Singaraja yang disampaikan Bapak Haji Hamdani SAG. Ya memang semua orang mengetahui kedua hal tersebut...namun tidak semuanya bisa melaksanakannya. Hanya sekedar tahu secara teori tetapi prakteknya nol. Padahal hanya dengan praktek saja...kedua hal itu akan bermanfaat bagi hidup kita. Orang yang beriman selalu diliputi kebahagiaan dalam hidupnya. Bila hidup anda tidak bahagia ...cobalah terapkan kedua hal diatas...yaitu sabar dan syukur. Mengapa orang beriman selalu bahagia...? Pertama bila mengalami musibah atau bencana.....Maka orang beriman akan bersikap sabar dan tawakal. Segalanya dikembalikan kepada Allah. Sambil berikhtiar untuk mengatasi cobaan dan hambatan tersebut. Menganggapnya sebagai ujian atau tantangan hidup yang harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sehingga hidupnya menjadi berarti dan bermakna bagi sekitarnya. Dia pantang menyusahkan orang disekitarnya...malah sebaliknya dia akan memberikan pertolongan dan kemanfaatan untuk orang lain. Yang kedua adalah Bila menerima kebaikan...orang beriman akan bersyukur kepada Allah atas karunia nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Segalanya berasal dari Allah dan wajib kita syukuri. Begitulah sikap orang beriman. Dia tidak sombong dan congkak ketika berhasil dan memperoeh kebaikan...sebaliknya dia juga tidak pernah berputus asa bila menederita musibah atau ujian. Lantas mengapa kita sulit untuk bersyukur dan bersabar...? Salah satu penyebabnya adalah hati kita yang tertutup oleh nafsu. Nafsu kita begitu dominan sehingga menghalangi pintu hikmah. Akibatnya hati menjadi beku dan keras. Sulit untuk menerima hidayah dari Allah. Padahal hidayah adalah pintu segala rahmat dan kebahagiaan sejati dari Allah. Semoga kita terhindar dari hati yang keras dan beku. Jadikanlah hati kami bersih dan bening sehingga mudah menerima hidayah Mu... Ya Allah....dan menjadi orang yang sabar dan pandai bersyukur.... Amiien.
readmore »»  

Indahnya Bersyukur

Diposting oleh Unknown di 20.49 0 komentar
Jika kita mau berpikir dan menelaah, sungguh banyak sekali nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, hamba- hamba-Nya yang berada di dunia ini. Setiap jam, menit bahkan detik, kita tak pernah terlepas dari nikmat yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Seperti halnya oksigen yang disediakan oleh Allah secara melimpah dan gratis di dunia. Coba kita bayangkan, jika kita harus membayar untuk mendapatkan oksigen. Berapa banyak biaya yang harus kita keluarkan untuk bernafas? Padahal setiap detik kita harus bernafas. Banyak orang beranggapan, bahwa nikmat itu hanya berupa kelimpahan materi belaka. Hal tersebut salah. Masih banyak nikmat yang diberikan Tuhan tanpa kita sadari. Seperti halnya nikmat kehidupan, keimanan, kebahagiaan, kesehatan dan ribuan nikmat Tuhan yang lain. Setiap kita bangun tidur, banyak sekali hal yang patut kita syukuri. Alhamdulillah, kita masih bisa membuka mata dan melihat indahnya dunia, Alhamdulillah kita masih bisa menghirup segarnya udara pagi, Alhamdulillah kita masih bisa menggerakkan kaki dan tangan untuk memulai aktivitas hari ini. Serta banyak lagi hal – hal yang harus kita syukuri. Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya (karena banyaknya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyayang. ~ Qur'an: Surat An Nahl: 18 ~ Apa makna dari bersyukur? Syukur berasal dari bahasa arab شكر-يشكر-شكرا‘’ yang berarti berterima kasih. Sementara secara etimologi berarti ungkapan rasa terimakasih kepada Sang Pemberi Kehidupan atas segala nikmat yang diberikan kepada kita, hamba – hamba-Nya. Mengungkapkan syukur dapat dilakukan dengan 2 cara. Syukur dengan lisan dan syukur dengan perbuatan. Misalnya kita diterima di sekolah yang kita idam idamkan sejak lama. Cara bersyukur dengan lisannya adalah dengan mengucap “ Alhamdulillaahorabbil’aalamiin” lalu dengan perbuatannya kita harus belajar rajin agar memperoleh ilmu yang bermanfaat selama di sekolah itu. Lalu, mengapa kita harus bersyukur? Seperti halnya seorang manusia. Jika dia diberi hadiah oleh orang lain, dia pasti akan merasa senang lalu berterimaksih kepada yang memberi. Tindakan seperti itu sudah sepatutnya dilakukan bagi mereka yang diberi hadiah. Jika kepada manusia saja kita mau mengucapkan terimakasih, kita juga harus berterimakasih juga kepada Tuhan yang telah memberikan banyak nikmat yang jauh lebih indah kepada kita. Dalam Al Quran, Allah berjanji kepada hamba-hambanya yang mau bersyukur. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: `Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih `~Qs Ibrahim ayat 7~ Dari ayat di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Karena jika kita mau bersyukur kita akan mendapat tambahan nikmat dari Allah. Dan janganlah menjadi orang yang kufur(tidak bersyukur). Mari Kita Bersyukur. . . . . . Syukurilah segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Baik itu besar maupun kecil. Jangan mengecil –ngecilkan nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita, padahal itu adalah sesuatu yang besar menurut orang lain. Jangan mudah mengeluh, karena mengeluh itu adalah salah satu tanda orang tidak bersyukur. Senantiasa berbagilah kebaikan pada yang lain karena itu adalah tanda orang bersyukur. Lihatlah orang yang berada di bawahmu agar kamu senantiasa bersyukur. Mari bersyukur . . . . Karena senantiasa bersyukur itu indah.
readmore »»  

Pakai Jilbab yuk.. !!!

Diposting oleh Unknown di 20.46 0 komentar
Sebagai Seorang muslimah. Kita diwajibkan untuk memakai jilbab. Wanita, apa yang sahabat ingat kalau seseorang berbicara tentang wanita? Ya. Indah sekarang akan bahas tentang wanita. Wanita itu, derajatnya lebih mulia daripada laki-laki. Wanita itu, sangat dijaga kemuliaannya oleh Allah. Namun, yang terjadi pada zaman ini adalah wanita banyak yang tidak mempergunakan kemuliaannya dengan optimal. Wanita itu mulia sahabatku. Lihatlah! Perintah Allah yang diwahyukan kepada Nabi: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Ahzab : 59) Coba lihat, Allah telah memberikan kepada kita, para muslimah. Agar memakai jilbab, benar apa yang dikatakan oleh firman-Nya. “supaya mereka lebih mudah untuk dikenal” Sahabat pernah lihat seseorang yang memakai kerudung panjang? Biasanya muslimah yang berkerudung panjang itu lebih mudah dikenali. Lihat, misalkan ada seorang muslimah berkerudung panjang berkumpul bersama banyak muslimah yang berkerudungnya lebih pendek. Jadi, muslimah yang berkerudung pasti lebih dikenali daripada muslimah yang disekelilingnya itu. Iya bukan? Iyalah. Toh kan beda sendirian! ^_^ Pernah gak sih kalian. Ya, sahabatku. Saudara muslimah. Pernahkah bertanya-tanya dalam hati diri sendiri, “Kenapa sih? Perempuan yang itu pakai kerudungnya puanjannngg.?”, pernah tidak terucap dalam hati seperti itu? Sepertinya pernah. Indah dulu pun juga begitu kok sahabat. Tapi, tahukah engkau banyak muslimah juga kok yang pakai kerudungnya panjang sampai ke bawah-bawah. Tahu tidak alasannya? Tak usah panjang lebar untuk menjelaskan alasannya. Cukup dengan firman-Nya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31). Tahukan sahabat? Berarti kalau kita pakai jilbab harus mengulurkannya. Lebih baik lagi jika lebih panjang dari dada. Oke, kalau sahabat masih ragu. Pikirkan lagi, ini perintah Allah. Ini bukan hadits. Ini adalah ayat Al-Qur’an. Kalau ini hadits, masih bisalah kalau mau diragukan. Karena sekarang banyak hadits palsu. Dan kita harus tau pperawi haditsnya dan azbabul wurudnya. Lalu tata bahasa arab yang bagus. Tapi, ini ayat al-qur’an sahabat. Masihkah sahabat ragu untuk taat? Memang tak mudah untuk menjadi “jilbabers” yang jilbabnya panjang. Atau sampai-sampai memakai cadar. haduh! Malah dikira teroris ya, kalau pakai cadar. Hmm, okelah. Sahabat muslimah, kita lanjut pada topik. Tapi bagaimanapun kita harus bisa menjadi seorang muslim yang “Sami’na wa at’thona” (kami dengar dan kami taat)! Indah mau kasih tau keuntungan/manfaat/profit kita memakai hijab (jilbab): 1.Terlindungi dari sengatan panas matahari. Faktanya sekarang adalah wanita-wanita yang tak mengenakan jilbab jika keluar rumah dan berjalan pasti akan merasakan panas, rambut yang lembab, lepek, dan mungkin karena kepanasan rambut hitamnya menjadi berubah warna lebih orange. Jadi, nutrisi rambut pun berkurang. tapi muslimah-muslimah yang memakai jilbab pasti akan terlindungi. Sebab rambutnya ditutupi oleh kain yang panjang dan tidak tipis. Ini membuat rambut tak akan kehilangan nutrisinya. 2.Terjaga kehormatannya dan Pria pun segan untuk menggodanya Sadar tidak? Jika wanita yang tidak memakai jilbab lalu jalan di depan laki-laki. Sering sekali laki-laki itu berkata, “Siut..Siut!”. Iya bukan? Tapi jika muslimah berjalan tapi mungkin saja karena tak ada jalan lain harus melewati seorang laki-laki, laki-laki itu malah berkata” Assalamua’alikum”. Kalau sahabat mengalami seperti ini cukup jawab dalam hati. Tidak perlu, dijawab dengan suara terdengar. Nah sekarang Indah mau tanya, sahabat muslimah mau pilih yang mana? Itu pilihan diri sendiri kok. 3.Termotivasi untuk terus menuntut ilmu walau ilmu tidak bersalah, tapi wanita yang jilbab mungkin suka ditanya-tanya oleh orang yang belum tahu sesuatu. Ia tidak? Makanya itu pentingnya menuntut ilmu secara kaffah. Kita orang muslim! Harus bisa pintar menjawab suatu pertanyaan. 4.Terjaga dari polusi dan debu Siapa sih yang tidak tahu Jakarta? Ibukota Indonesia. Sudah tentu cuaca panas, penuh debu dan polusi. Kita tak perlu terhipnotis dengan iklan shampoo yang menggiurkan. Yang memakai extras gingseng lah, kulit buaya, daun sirih, rempah-rempah. Ditambah lagi dengan conditioner dan lain-lainnya. Tak perlu repot membeli segala macam rupa untuk dipakai. Beli shampoo yang menurut sahabat cocok. Tak usah pakai yang macam-macam lagi. Kemudian, ada lagi. Yang namanya Jakarta pasti banyak debu sama polusi. Apalagi kalau anak SMP jalan dari rumah ke sekolahnya. Pasti banyak deh debu-debunya kemudian pulang-pulang suruh cuci muka agar jerawat enggak tumbuh (Kok jadi cerita pengalaman?) Hehe, Kalau yang ini sih, pakai cadar aja :D Biar tetap terlindungi! 5.Kemuliaan Terlihat Allah dan Rasul-Nya sangat memuliakan wanita. Mereka inginagar wanita-wanita muslimah menutup auratnya sesuai syariat. Agar mereka terjaga kemuliaannya. Rambut wanita yang diperlihatkan menjadi mahkota yang biasa-biasa saja. Karena semua orang sudah tahu seperti apa mahkotanya. tapi wanita muslimah yang memakai jilbabnya menjadikan dirinya mulia dan tertanda bahwa tidak sembarangan orang yang boleh tahu seperti apa rambutnya. Wahai muslimah yakinlah. Dirimu ini mulia! Ini dari Indah, selebihnya sahabat bisa tahu manfaatnya. Selamat memakai jilbab yang syar’i ya. Semoga selalu dalam berkahan dan limpahan rahmat dari-Nya. Wahai muslimah, engkau ini permata. Tak semua orang dapat memilikimu. Hanya orang-orang pilihan yang bisa mendapatkannya. Sungguh! Kamu itu mulia sahabat muslimah :) Salam ukhuwah
readmore »»  

Belajarlah Mengikhlaskan

Diposting oleh Unknown di 20.41 0 komentar
Iklas itu begitu LEMBUT tak perlu kau keraskan, orang lain akan merasakannya Ikhlas itu sederhana Tak perlu kau tunjukan, orang lain akan melihatnya Ikhlas itu apa adanya Tak perlu kau buat-buat, orang lain akan menilainya Ikhlas itu ketulusan Tak perlu kau ungkapkan, orang lain sudah tahu maksud kebaikanmu Ikhlas itu penuh kesabaran Tak peduli berapa kali kau mengingatkan sampai mereka tersadar Ikhlas itu ada di Hati Karena hati yang bersihlah lah yang akan merasakannya Ikhlas itu Ibadah tertinggi Yang menentukan kwalitas setiap diri di hadapan Rabbnya Suci atau kotor ? Mulia atau hina ? Allah yang menilainya Manusia hanya sebatas ikhtiar sampai titik maksimal #Yuk belajar Ikhlas, agar Allah makin CINTA
readmore »»  

Thats Ma Schedule ,dear..

Diposting oleh Unknown di 20.21 0 komentar
Kegiatanku sehari - hari...gitu - gitu ajaaaaaa...
yang beda cuma hari jum'at n minggu..
Lets see it..
Senin
05.15 Bangun Tidur
05.20 Sholat Subuh
05.50 Mandi & Berpakaian
06.00 Sarapan
06.30 Berangkat kesekolah
07.00 Upacara Bendera
07.45 Belajaar
13.30 Makan Siang
14.00 Les Sore
16.00 Pulang sekolah
16.10 Sholat Ashar
16.20 Istirahat
18.00 Mandi & Berpakaian
18.45 Sholat Magrib
19.00 Makan Malam
19.30 Belajar
22.00 Nyusun Roster
22.10 Sholat Isya
22.20 Tidur…

Selasa
05.15 Bangun Tidur
05.20 Sholat Subuh
05.50 Mandi & Berpakaian
06.00 Sarapan
06.30 Berangkat kesekolah
06.45 Senam Pagi
07.15 Belajaar
13.30 Makan Siang
14.00 Les Sore
16.00 Pulang kerumah
16.10 Sholat Ashar
16.20 Istirahat
18.00 Mandi & Berpakaian
18.45 Sholat Magrib
19.00 Makan Malam
19.30 Belajar
22.00 Nyusun Roster
22.10 Sholat Isya
22.20 Tidur…

Rabu
05.15 Bangun Tidur
05.20 Sholat Subuh
05.50 Mandi & Berpakaian
06.00 Sarapan
06.30 Berangkat kesekolah
06.45 Senam Pagi
07.15 Belajaar
13.30 Makan Siang
14.00 Les Sore
16.00 Pulang kerumah
16.10 Sholat Ashar
16.20 Istirahat
18.00 Mandi & Berpakaian
18.45 Sholat Magrib
19.00 Makan Malam
19.30 Belajar
22.00 Nyusun Roster
22.10 Sholat Isya
22.20 Tidur…

Kamis
05.15 Bangun Tidur
05.20 Sholat Subuh
05.50 Mandi & Berpakaian
06.00 Sarapan
06.30 Berangkat kesekolah
06.45 Senam Pagi
07.15 Belajaar
13.30 Makan Siang
14.00 Les Sore
16.00 Pulang kerumah
16.10 Sholat Ashar
16.20 Istirahat
18.00 Mandi & Berpakaian
18.45 Sholat Magrib
19.00 Makan Malam
19.30 Belajar
22.00 Nyusun Roster
22.10 Sholat Isya
22.20 Tidur…

Jum'at
05.15 Bangun Tidur
05.20 Sholat Subuh
05.50 Mandi & Berpakaian
06.00 Sarapan
06.30 Berangkat kesekolah
06.45 Senam Pagi
07.15 Belajaar
11.15 Pulang Kerumah & Sholat dzuhur
12.45 Makan Siang
13.30 Berangkat Kesekolah
14.00 Les Sore
16.00 Pulang kerumah
16.15 Sholat Ashar
16.30 Istirahat
18.00 Mandi & Berpakaian
18.45 Sholat Magrib
19.00 Makan Malam
19.30 Belajar
22.00 Nyusun Roster
22.10 Sholat Isya
22.20 Tidur…



Sabtu
05.15 Bangun Tidur
05.20 Sholat Subuh
05.50 Mandi & Berpakaian
06.00 Sarapan
06.30 Berangkat kesekolah
06.45 Senam Pagi
07.15 Belajaar
13.30 Makan Siang
14.00 Les Sore
16.00 Pulang kerumah
16.10 Sholat Ashar
16.20 Istirahat
18.00 Mandi & Berpakaian
18.45 Sholat Magrib
19.00 Makan Malam
19.30 Belajar
22.00 Nyusun Roster
22.10 Sholat Isya
22.20 Tidur…

Minggu
05.15 Sholat Subuh
08.00 Bangun Tidur
08.15 Mandi & Berpakaian
08.45 Sarapan
09.00 Nonton Tv
11.00 Belanja sama mama
12.30 Pulang Kerumah
12.45 Sholat dzuhur
13.00 Makan Siang
13.20 Tidur Siang
15.45 Bangun & Sholat Ashar
17.50 Mandi Sore
18.45 Sholat Magrib
17.00 Makan Malam
19.30 Belajar
22.00 Nyusun Roster
22.10 Sholat Isya
22.20 Tidur…
readmore »»  

Rabu, 28 November 2012

Perayaan Hari Guru di SMA Negeri 1 Sibolga

Diposting oleh Unknown di 06.26 0 komentar


Sama seperti sekolah sekolah lainnya SMA Negeri 1 Sibolga merayakan hari guru pada tanggal 26 November. #kok gitu ? #tanggal 25 nya kan hari minggu lek.. :D. Mau tau gimana perayaan hari guru di smansasi..?? Yuk.. mari kita liat.. ^_^
Perayaan hari guru di Smansasi ini cukup menarik lho.. Para guru mulai mengikuti pertandingan bola volly dan bulutangkis pada hari jumat tanggal 23 November. Tidak hanya guru yang berpartisipasi dalam acara ini, para siswa-siswi pun turut ambil bagian dalam perayaan hari guru di smansasi.
Turnamen voli di SMA N 1 Sibolga
Pertandingan bulutangkis antarguru
Pada tanggal 24 November diadakan lomba memasak nasi goreng antar kelas. Ternyata oh ternyata siswa SMA Negeri 1 tidak hanya unggul dalam akademik, Nasi goreng yang disajikan para siswa tdak kalah enak nya dengan yang ada dirumah-rumah makan di Sibolga.. Thamrin.. Lewat dah.. hahah #oopss…Gak Cuma masak nasi goreng ,futsal antar guru juga ada.. Pokoknya perayaan menjelang hari guru di smansasi daebak deh.. #keren maksud ane.. :
readmore »»  

 

Assalamu'alaikum akhi dan ukhti ^_^ Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei